PNEUMOKONIOSIS BATUBARA ( Penyakit Akibat Debu Batubara )

Apa itu pneumoconiosis?


Pneumokoniosis adalah penyakit paru akibat kerja yang disebabkan oleh deposisi debu di dalam paru dan reaksi paru akibat pajanan debu tersebut. Reaksi utama akibat pajanan debu di paru adalah fibrosis.

Apa itu fibrosis?



Fibrosis adalah kondisi di mana terjadi pembentukan jaringan ikat fibrosa yang berlebihan pada suatu organ atau jaringan akibat proses peradangan atau penyembuhan.
Saat kulit atau organ dalam tubuh mengalami luka, maka akan terjadi proses penyembuhan. Selama proses penyembuhan ini, dapat timbul jaringan fibrosis. Peradangan yang berlangsung lama atau kronis juga dapat menyebabkan fibrosis. Fibrosis pada organ-organ menyebabkan gangguan fungsi organ tersebut karena jaringan fibrosis merupakan jaringan non-fungsional (tidak berfungsi seperti jaringan sehat dan hanya berfungsi menutupi luka).

Penyebab Pneumoconiosis 


Terakumulasinya debu batubara di dalam paru-paru yang terhirup dalam jangka waktu yang lama.


Debu yang berukuran 0.1-10 micron mudah terhirup saat kita bernafas. Debu yang berukuran diatas 5 micron akan mengendap di saluran nafas bagian atas. Debu yang berukuran 3-5 micron akan menempel di saluran nafas bronkiolus,sedangkan yang berukuran 1-3 micron akan sampai ke jaraingan alveoli. Debu-debu tersebut akan terdistribusikan pada saluran nafas di dalam paru dan akan menimbulkan reaksi system pertahanan tubuh sebagai respon terhadap debu tersebut.



Faktor-faktor yang dapat meningkatkan resiko Pneumoconiosis



  • Tipe debu; debu yang mengandung silica dapat memperberat terjadinya Pneumoconiosis
  • Usia batubara juga menentukan resiko terjadinya Pneumoconiosis.
  • Usia pekerja saat paparan debu pertama kali.
  • Lama berada di tempat kerja.
  • Merokok
  • Tidak Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
  • Ukuran debu. Semakin halus semakin Berbahaya
  • Jenis pekerjaan, pekerja yang bertugas memotong batubara secara langsung memiliki resiko yang lebih tinggi dibandingkan pekerja lainnya.


Macam Bentuk Pneumoconiosis Batubara


Dapat terjadi dalam 2 bentuk:

Bentuk Simplek:

Bentuk simplek cenderung ringan, debu batubara terakumulasi pada sekeliling bronkiolus. Walaupun relatif ringan dan tidak menimbulkan banyak reaksi, serbuk batubara akan menyebar ke seluruh paru-paru dan terlihat sebagai bercak-bercak hitam kecil pada foto sinar-X bagian dada.

GEJALA :


Bentuk simplek biasanya tidak menimbulkan gejala. Tetapi banyak penderita yang mengalami batuk menahun dan mudah sesak napas karena mereka juga menderita emfisema (karena merokok) atau bronkitis (karena merokok atau terpapar polutan industri toksik lainnya).

Bentuk Komplikata (fibrosis massif progresif)

Bentuk komplikata tergolong dapat berakibat fatal. Dimana mengakibatkan terbentuknya jaringan fibrosis yang luas di paru-paru (minimal diameter 1cm) yang menyebabkan paru-paru mengeras, tebal dan kaku sehingga terjadi pernafasan yang pendek. Meskipun sudah tidak lagi terpapar debu batubara, tetapi fibrosis masif progresif bisa semakin memburuk. Jaringan fibrosis  bisa menimbulkan kerusakan pada jaringan dan pembuluh darah paru-paru.

GEJALA:

Pada kasus Pneumoconiosis komplikata ditemui penderita mengalami batuk menahun dan sering mengalami sesak nafas.

Bentuk simplek dapat menjadi fibrosis  massif progresif setelah terpapar debu batubara selama kurang lebih 12 tahun.

Gambar kiri: Simplek pneumoconiosis

Gambar kanan: progressive massive fibrosis

Pengobatan Pneumoconiosis


Tidak ada pengobatan khusus untuk penyakit ini. Pengobatan diberikan untuk mengatasi gejala-gejala yang ada dan komplikasinya (gagal jantung kanan atau tuberkulosis paru). Jika terjadi gangguan pernafasan, maka bisa diberikan oksigen tambahan. Penderita yang mengalami sesak nafas bisa diberikan obat untuk menjaga saluran nafas tetap terbuka.

Penambang batubara biasanya dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan foto rontgen dada rutin setiap tahun, sehingga penyakit bisa dideteksi pada tahap yang relatif awal. Jika penyakit terdeteksi, maka pekerja harus dipindahkan ke tempat dimana kadar debu batubara rendah, sehingga membantu mencegah terjadinya fibrosis masif yang progresif.


Pekerja batubara yang merokok didorong untuk berhenti merokok. Pekerja bisa diberikan vaksinasi terhadap pneumokokus dan influenza, karena mereka lebih rentan untuk terkena penyakit tersebut.


Karena Pneumoconiosis tidak dapat disembuhkan, maka sangatlah penting untuk melakukan tindakan pencegahan,diantaranya:


  • Menghindari paparan debu.
  • Pembuatan ventilasi yang baik di sekitar lingkungan kerja berdebu.
  • Pemeriksaan secara berkala terhadap kadar debu di lingkungan kerja.
  • Penggunaan masker.
  • Pemeriksaan foto rontgen setiap tahun agar dapat terdeteksi sedini mungkin.
  • Berhenti merokok agar saluran pernafasan tidak semakin buruk.
  • Pemberian vaksinasi terhadap pneumokokus dan influenza.

Sekian Semoga Bermanfaat.

OLEH: Regi Septiaji

67 comments for "PNEUMOKONIOSIS BATUBARA ( Penyakit Akibat Debu Batubara )"

  1. Pake masker biar ga isep debu
    Dan sering minum susu
    Mencegah terjangkit paru-paru

    ReplyDelete
    Replies
    1. brilian banget idenya mba :D

      Delete
    2. Saya malah baru tau kalau minum susu itu mencegah terjangkit paru-paru :D

      Delete
    3. saya tau susu itu bikin ketagihan

      Delete
    4. susu apa dulu nih :p

      Delete
    5. hahahaha pokonya kang :)

      Delete
    6. susu bisa menetralisir racun, tapi kalo debu gatau bisa dinetralisir atau engga :D
      susu apa mang yanto?jujur

      Delete
    7. wah lumayan panajang masalah susu. :D

      Delete
    8. kalau ngomongin susu mendingan PM aja ya
      hihihi

      Delete
  2. iii jgn yg seram2 Mangs!,,

    ReplyDelete
    Replies
    1. hati hati kang tidak ada obatnya. paling di ganti paru parunya. :)

      Delete
    2. lebih parah menghisap rokok atau debu batu bara?

      Delete
    3. sepertinya samah bahanya nya tuh. akan lebih parah jika peroko yang kerja di tamang batubara.

      Delete
  3. nama penyakitnya saya baru tau mang, serem juga yah jadi pekerja batubara mang, tapi apa ada langkah antisipasinya agar bisa mengurangi dampak terjadi?

    ReplyDelete
    Replies
    1. sayah juga baru tau kang sampe seserem itu. tidak ada obatnya.
      saat ini hanya masker solusinya......

      Delete
    2. ampun dah ah..ah...ah.. :D
      ya meminimalisir juga lah kang lumayan kalo pakai masker.hehe

      Delete
    3. brarti pasti terkenanya ya...... apuunnn deh

      Delete
    4. iya sih, tapi ya gmna lagi kang kalo misalkan para pekerja itu pindah dari batubara blm tentu dapat kerjaan yang lebih baik lagi ya kan..

      Delete
    5. itu dia kang kunci banget. karena kebutuhan hidup ya jadi dijalani aja. resiko ya reko

      Delete
  4. Pernah dengar dampak dan resiko para pekerja di pertambangan batu bara, tapi nama penyakit lupa. Dan memang hal ini harus diperhatiakn bagi para pekerja tambang yang ada di lapangan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ada juga pak yang benyebutnya palk hitam pada paru paru.

      Delete
    2. Terkadang saya banyak mendengar kisah dari rekan-rekan yang pernah bekerja di lapangan ambang batu bara, dan mereka jadi memiliki penyakit sesak napas, belum ditambah lagi dengan ganasnya nyamuk malaria yang ada di daerah sektar tamabang katanya mas, jadi miris juga ya melihat dan mendengar seperti itu.

      Delete
    3. betul sekali pak di hutan terkadang nyamuk malaria menjadi tantangan jug pak. tapi karena kebutuhan di laksanakan saja. tapi biasanya di setiap tambang ada saja pak pengendaliannya supaya menghilangkan bahaya atau meminimalisir ke kondisi aman dengan apd.

      Delete
  5. WAh mang aduls mesti kudu ati2 ni , Mang aduls kan krja d bidang pertambangan , kesahatanya kdu msti di jaga ...

    ReplyDelete
    Replies
    1. Perhatian jg sm mang aduls...heee

      Delete
    2. Cie...cie.....

      Suit...suit.....

      Delete
    3. eh ada istriku. I love u sayang. :) :D

      Delete
    4. ada istrinya marah lho nanti....

      Delete
  6. harus menerapkan standart keselamatan kerja nih ya mang, agar terhindar dari penyakit ini

    ReplyDelete
    Replies
    1. Betul sekali mang Yanto. Setidaknya prosedur dasar sudah harus di laksanakan.
      Jika tidak resiko di tanggung 10-20 tahun lagi

      Delete
    2. moga temen2 yg kerja dibatubara nggak mengalamin hal seperti ini.amiin

      Delete
    3. Ikut mendoakan juga ya kang. Amiiiin....

      Delete
    4. aamiin ya robbal alamiin

      Delete
  7. Apa ini termasuk kedalam penyakit ispa mas. Untuk itu setiap pekerja diharuskan memakai masker sebagai perlindungan k3 ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ini sudah ke paru parunya mas. jadi yang di rusak bener-bener paru - parunya.

      Delete
  8. Efeknya berbahaya banget ya menghisap batu bara repot dong yang kerjanya dipertambangan

    ReplyDelete
    Replies
    1. Itu dia makanya ada prosedur standar kerja di tamang mas. supaya hal yang seperti ini bisa diminimalisir

      Delete
  9. Betul mang masker jadi salah satu bagian pencegah, tapi ada baiknya checkup secara berkala. Sebab itu risikonya paru-paru tak sedikit kasus yang ditemukan meninggal dalam keadaan kerja sebab kekurangan oksigen tapi malah banyaknya udara kotor yang terhisap.

    Sangat bermanfaat, buat penulisnya saya ada saran lengkapi juga sumber referensinya sebab ini termasuk artikel ilmiah dalam pandangan saya.

    Makasih.

    ReplyDelete
    Replies
    1. terimakasih sarannya kang. karena ini kiriman kang, jadi sayah hanya mencantumkan pengirimnya saja.

      oleh regi seftiaji. seorang svp laboratirium batubara.

      Delete
  10. mulai sekarang jagalah kesehatannya mas biar engga terkena penyakit yang lainnya :)

    ReplyDelete
  11. Iya bnr t mba ipah jga kesehatanya mang aduls sayang......
    salam kenal y

    ReplyDelete
  12. Hati-hati kang...jangan main batu bara aja...sekali-kali batu akik hehehehe.....

    ReplyDelete
    Replies
    1. pengen saya batu akik kang. cuman elum bisa gosoknya.

      Delete
  13. ngeri juga ya kang,untung dimagelang gak ada kilang batu bara :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. suyukurlahkang. sepertinya memang mending mengelola burung ya. :)

      Delete
  14. hati-hati bagi yang perokok... sudah kerja di tambang batu bara, tanpa masker, sambil merokok.. bagaimana tuh

    ReplyDelete
    Replies
    1. nah itu dia lengkap sudah tiket buat ke rumah sakitnya....

      Delete
  15. Tapi harusnya orang-orang yang kerja di pertambangan undah tahu alat apa aja yang harus dipakai buat standar keselamatan kerja. Biar meminimalsir kecelakaan kerja dan penyakit yang ditimbulkan.

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia kang makanya wajib menggunakan apd dan medical check up 6 bulan sekali. untuk meminimalisir bahaya di tambang

      Delete
  16. ngeri ya gan enyakitnya, bagusnya kalau sebuah perusahaan ada SOP buat pegawainya ya tak

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul sekali itu wajib ada. Jika tidak ada SOP memang tidak boleh kerja. termasuk pelanggaran

      Delete
  17. Kasian ya yang kerjanya begitu :(
    Bahaya sekali penyakit itu :3

    ReplyDelete
  18. yap betul, berguna banget pake masker supaya gk terhisap debunya

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget kang harus pakai masker

      Delete
  19. ternyata sangat beresiko juga ya mas batubara itu, dan bisa menyebabkan penyakit juga, info yang sangat membantu mas

    ReplyDelete
  20. maaf sekali baru bisa berkunjung kesini ya mas

    ReplyDelete
  21. betul banget tu pake masker, dan sering-sering minum susu segar mang adul...

    ReplyDelete
    Replies
    1. ia kang terimakasih. plus madu ya kang biar makin poolll

      Delete
  22. wah gawat juga ya penyakit Pneumokoniosis ini ... :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. betul banget. akan kerasa setelah 10 - 20 tahun terpapar debu mas

      Delete
  23. memang beresiko tinggal di daerah pertambangan ya mang

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar