MITOS DAN FAKTA TENTANG MIE INSTANT
(Regi S, Sandy B danYono T, 24Desember 2014)
Membicarakan mie instan memang tidak ada
habisnya. Dari mulai resep kreasinya hingga bagaimana kita tidak bisa hidup tanpanya. Rasanya yang enak dan harganya yang murah pun
sering menjadikan mie instan sebagai pilihan makanan praktis sehari-hari.
Eh,tapi
apakah kamu sering mendengar peringatan bahwa mie instan itu tidak sehat?
Ada juga isu yang menyatakan kalau mie instan itu mengandung zat lilin di
dalamnya. Apakah itu benar? Supaya kabar itu nggak lagi simpang-siur, yuk cek
fakta-faktanya!
1. Kemasan
mie instant cup berbahaya dan mengandung racun
Kemasan mie instan cup terbuat
dari styrofoam atau expandable polystyrene yang
khusus dipergunakan untuk makanan. Styrofoam ini sudah
melewati berbagai penelitian dari BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan)
dan Kementerian Lingkungan Jepang hingga akhirnya dinyatakan memenuhi
syarat sebagai kemasan produk pangan.
Saat diproduksi sebagai kemasan produk
pangan, styrofoam ini melalui proses pressing yang
begitu ketat dan memenuhi standar. Proses inilah yang membuat
molekul-molekuk styrofoam tidak rontok dan akhirnya tidak
larut bersama mie instan saat diseduh air panas. Merasa ajaib tanganmu tidak
terasa panas saat mie instan cup ini diseduh air panas? Ini
bukanlah keajaiban, melainkan kemampuan yang dimiliki oleh styrofoam atau expandable
polystyrene untuk menyerap panas. Pokoknya kemasan ini aman deh. Jadi,
kamu tidak perlu takut lagi saat mengkonsumsi mie instan cup ini.
Eh, tapi tetap jangan keseringan ya, usahakan agar dietmu punya gizi yang
seimbang!
2. Memasak mie dengan bumbunya dapat
sebabkan kanker.
Ada info yang menyatakan bahwa kamu tidak boleh
merebus mie instan bersamaan dengan bumbunya. Katanya, saat berada pada suhu
120 derajat Celcius nanti, kandungan kimia pada bumbu mie dapat berubah menjadi
senyawa karsinogen dan berpotensi memicu tumbuhnya sel kanker pada
tubuhmu. seram ya? Eits, tapi ternyata
info tersebut tidaklah benar!
Sampai saat ini belum pernah ditemukan adanya
senyawa karsinogen pada mie instan. Di sisi lain, pemasakan mie instan tidaklah
sampai pada suhu 120 derajat Celcius. Mie instan sebelumnya telah melalui
proses penggorengan sehingga yang dijual dalam kemasan sudahlah setengah
matang. Untuk menyantapnya, kamu hanya perlu memanaskan mie instan pada suhu
air mendidih, yaitu sekitar 90 – 100 derajat Celcius, dan dalam waktu kurang
dari 5 menit.
Salah satu alasan mengapa mie instan tidak boleh
dimasak bersamaan dengan bumbunya adalah karena dapat mengurangi cita rasa yang
telah dibentuk oleh produsen. Mie instan dianjurkan untuk memiliki kuah
sebanyak 400 cc, tapi seringnya kita memasak air rebusan tidak menggunakan
takaran sehingga bisa saja berlebihan. Nah, kalau bumbunya sudah telanjur
tercampur, bisa jadi bumbunya tidak akan terasa sama sekali. Mie instan jadi
hambar dan tidak enak.
3. Mie instant mengandung zat lilin.
Mie instan bisa saling tidak melekat satu sama
lain bukanlah karena penggunaan zat lilin, melainkan karena adanya kandungan
minyak di dalam mie instan. Pada pembuatannya, mie instan melalui proses deep
frying yang bertujuan untuk mengurangi kadar air dan membuat mie
instan tetap awet. Dari proses inilah, minyak terserap ke dalam adonan mie
instan dan akhirnya dikeluarkan pada saat pemasakan. Jadi, sudah terbukti bahwa
mie instan tidak lengket karena minyak bukan disebabkan penggunaan zat lilin
oleh produsen. Jangan termakan gosip lagi, ya!
4. Walaupun bikin kenyang,tidak baik
memakan mie instant dan nasi bersamaan.
Makan mie instan dengan nasi putih memang
Indonesia sekali ya rasanya. Pasti hampir seluruh orang Indonesia pernah
memakan mie instan dengan campuran nasi putih ini, apalagi barisan anak kostan
dan perantauan. Duo maut ini adalah penyelamat akhir bulan yang bisa membuat
perut kenyang dan terganjal sampai malam.
Tapi ada kabar buruk nih untuk seluruh perantau
di Indonesia, kombinasi mengenyangkan ini ternyata tidak baik untuk dikonsumsi
terlampau sering. Mie instan dan nasi putih adalah sama-sama sumber karbohidrat
yang cukup tinggi. Dalam satu porsinya saja, mie instan sudah mengandung 400
kalori. Kalau ditambah dengan nasi putih, kandungannya pun bertambah hingga 700
– 800 kalori. Padahal normalnya, manusia hanya membutuhkan 1.700 – 2.000 kalori
saja per harinya. Itu pun harus dengan berbagai asupan gizi dan dalam 3 kali
makan besar serta 3 kali makan ringan.
Selain menambah asupan kalori, perpaduan mie
instan dan nasi putih ini juga dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh.
Kalau terlalu sering dan terlampau banyak, badanmu tidak hanya menjadi lebih
gemuk tetapi juga berisiko terkena penyakit diabetes. nggak mau ‘kan masih muda
terkena diabetes? Oleh karena itu, mulai kurangi kombinasi mengenyangkan ini.
Dan daripada disandingkan dengan nasi putih, lebih baik memakan mie instan
dengan tambahan telur dan juga sayur.
5. Air rebusan mie
instant tidaklah berbahaya.
Banyak kabar berseliweran
yang menyatakan kalau mie instan harus direbus sebanyak 2 kali supaya tidak ada
lagi zat kimia di dalamnya. Selain itu, air rebusan mie instan yang pertama
juga katanya tidak boleh dijadikan kuah karena di situlah banyak terkandung zat
kimia yang berbahaya bagi tubuh. Apakah kabar itu benar? Ternyata tidak, lho.
Menurut Prof. Dr. F.G. Winarno, kabar mengenai bahayanya
air rebusan mie instan yang pertama adalah salah. Justru, di dalam air rebusan
pertama itulah terdapat kandungan zat besi, zinc, vitamin, dan
betakaroten tinggi yang dibutuhkan oleh tubuhmu.
Pada proses pembuatannya,
mie instan telah mengalami proses fortifikasi atau penambahan zat-zat gizi dan
vitamin yang diperlukan tubuh. Zat-zat gizi dan vitamin ini akan larut dan
berpindah dari mie instan ke air pada saat perebusan. Maka dari itu, air
rebusan mie instanlah yang justru memiliki kandungan gizi bagi tubuhmu. Kalau
airnya dibuang dan diganti dengan yang baru, zat-zat gizi dan vitamin yang
terkandung pun ikut terbuang dan hilang. Mie instanmu pun jadi makanan yang
tidak lagi memiliki nilai gizi yang cukup. Sayang sekali, ‘kan?
6. Diawal kemunculannya,mie instant merupakan makanan mewah
Sudah diketahui secara umum kalau mie instan itu
sahabatnya anak kostan dan anak perantauan. Saat tidak ada uang untuk makan,
mie instan selalu hadir sebagai pahlawan dan memberikan rasa mengenyangkan.
Alasannya tidak lain dan tidak bukan adalah karena harganya yang murah.
Sebelum menjadi panganan sejuta umat seperti saat
ini, dulu mie instan sebenarnya pernah menjadi makanan yang mewah. Mie instan
lahir di Jepang dari tangan Momofuku Ando, pendiri perusahaan ramen instan
Nissin. Pada tahun 1958, ramen instan pertama pun hadir dengan rasa ayam yang
khas. Ramen instan ini diharapkan dapat menjadi panganan yang praktis dan dapat
dimakan di mana serta kapan saja. Namun saat itu yang umum ditemui
di pasar swalayan adalah mie atau udon yang fresh. Mie instan
pun dianggap barang yang wah karena baru dan masih belum mudah ditemui.
Hasilnya, harga ramen instan pun melambung hingga 6 kali lipat dari harga udon
yang fresh. Mahal juga, ya?
Untungnya, saat ini harga mie instan sudah sangat
bersahabat. Jadi, kita-kita yang anak kost dan perantauan bisa tetap
menjadikannya pilihan terbaik di akhir bulan
7. Mie instant mengandung bahan pengawet kadar tinggi? Ah mitos !
Tidak dipungkiri, makanan dalam kemasan yang dijual di
pasar swalayan pasti menggunakan pengawet supaya umurnya bisa tahan
lama. Di Indonesia, telah ditetapkan penggunaan bahan pengawet secara aman
hanya 250 mg saja per kilogramnya. Untuk mie instan sendiri, penggunaan bahan
pengawet nipagin pada kecapnya hanya berjumlah 1 mg saja. Kadar yang sangat
kecil, ‘kan?
Oke, itu pengawet untuk kecapnya. Lalu bagaimana dengan
pengawet yang terkandung dalam mie? Nah, sebenarnya, mie pada mie instan bisa
menjadi sangat awet bukan karena pengawet kimia, namun metode khusus yang
diaplikasikan selama pembuatannya. Mie instan digoreng dengan teknik deep
frying. Proses penggorengan ini dilakukan pada suhu yang tinggi, yaitu 140
– 160 derajat Celcius. Pada suhu ini, dapat dipastikan tidak ada mikroba yang
dapat bertahan hidup karena kadar air pada mie telah turun hingga 3% saja.
Kalau tidak ada mikroba, makanan pun tidak akan busuk. Itu lho, sebenarnya,
rahasia kenapa mie dalam kemasan mie instan bisa sangat awet.
8. Mie instant mengandung bahan pewarna pakaian.
Harus diakui bahwa warna kuningnya mie instan
memang tidak didapat secara alami. Dalam pembuatannya, adonan mie instan
ditambahkan zat pewarna makanan, yaitu Tatrazine (CH940). Zat pewarna ini sudah
terserap dengan baik kok, jadi saat direbus tidak akan luntur.
Zat pewarna Tatrazine ini adalah senyawa
pigmen food grade dan sudah diberi izin untuk digunakan
sebagai pewarna makanan secara internasional oleh standar internasional Codex
Alimentarius dan World Health Organization. Secara
nasional sendiri, pewarna makanan ini juga sudah diberi izin kok oleh BPOM RI.
Jadi, bisa dipastikan bahwa zat pewarna ini aman untuk digunakan. Lagipula,
tidak cuma mie instan saja yang menggunakan zat pewarna Tatrazine ini. Puding,
kripik, sereal, minuman ringan, sup instan, selai, permen, jeli, serta
yogurt kemasan juga menggunakannya.
9. Ibarat
pakaian,mie instant itu Cuma celana dalam,tidak cukup menutupi seluruh (kebutuhan
gizi ) tubuh.
Mie instan memang bukan makanan yang sempurna. Kandungan
gizinya memang ada, namun jumlahnya tidak seberapa dan terbilang sedikit
dibandingkan panganan lain. Untuk itu, mie instan tidak bisa dimakan sendirian.
Nah, foto semangkuk mie instan lengkap dengan telur,
daging ayam, dan sayuran pada kemasan bukanlah hanya sekadar pemanis saja.
Namun, itulah saran penyajian yang dianjurkan oleh produsen dan para ahli gizi
untuk membuat mie instan menjadi panganan yang lebih lengkap. Jadi, jika ingin
menyantap semangkuk mie instan, tambahkanlah bahan makanan lain sebagai
pelengkap. Kamu bisa mencampurnya dengan telur rebus, sawi, wortel, atau
daging. Selain lebih sehat, rasanya juga pasti tambah nikmat.
10. Walaupun mengandung karbohidrat,mie instant
tetap tidak bisa menggantikan nasi atau sumber karbohidrat lainnya.
Kandungan karbohidrat pada mie instan memang sudah tidak diragukan lagi
keberadaannya. Walaupun begitu, mie instan hanya bisa dijadikan sebagai makanan
bantu yang sifatnya sementara. Ini karena selain karbohidrat, mie instan
mengandung lemak dalam kadar yang tinggi. Terbayang ‘kan kalau
mengkonsumsi lemak setiap hari? Nggak cuma tubuhmu saja yang akan melebar,
konsumsi lemak dan karbohidrat yang berlebihan juga dapat memicu timbulnya
banyak penyakit, seperti diabetes, stroke, dan jantung. Kasihan
sekali ‘kan tubuhmu yang masih muda jika harus menderita penyakit parah seperti
itu?
Oleh karena itu, mie instan tidak bisa dijadikan
makanan pokok pengganti nasi atau sumber karbohidrat
yang lain. Kamu harus membatasi konsumsi mie instanmu. Cukup 3 kali saja dalam
seminggu — itulah batas maksimal konsumsi mie instan yang dianjurkan
wooow mata belok nih ku ngeliat mie
ReplyDeleteMakanan pokok kah, Makanan paporit? hehehehehe
Deletekayaknya makanan sampingan mas...makanya makannya disamping meja atau samping TV heheheeee
Deletenah ia itu dia betul seklai mbah dinan. Setuju
Deletejadi ngeri juga kalau mau makan mie instan sekarang. kayaknya memang perlu mengurangi makan mie instan untuk menjaga kesehatan. ok makasih infonya gan.
ReplyDeletemaksud sayamah mbah silahkan aja asal jgn di makan dgn mangkoknya ko jadi serem. hehehehehe
DeleteSeram juga ya membaca artikel ini..
ReplyDeleteKadang2 ada juga makan mie ini..walau merbahaya, tapi rasanya enak kan.. :)
sayamah g ngomongin mie bahaya. tapi g bahaya......
Deleteentry menarik ni..dh lama xmkn mi segera ni...tapi enak juga menjamu selera sesekali dgn tambahan bhn2 yg berkhasiat..
ReplyDeletecukup seminggu 2 kali saja.
Deletememang masih jadi polemik ya mang, kalau mau lebih aman lagi mending bikin sendiri dan ga usah pake pengawet
ReplyDeletenah ia itu teh polemik. mungkin harus banyak - banyak merica teh biar kuat. hehehehehehe
Deletewah nie mah hobi saya banget mas makan mie instan
ReplyDeleteaman aja kang asal jgn sama bungkusnya. hehehehehe
DeleteMieee adalah penyelamat ketika lapar mendadak. Hahha...
ReplyDeleteMakannya baca doa, insya Allah ttp aman dan menyehatkan, asal tidak berlebihan. Hehhe
Ingsa Alloh aman asal jgn dengan plastiknya atau piringnya. hehehe
Deletewahh, ada pewarna pakainnya juga? ngeri juga ya. duhh, kenapa mie koq ya enak ya? bikin senewen sekaligus laper
ReplyDeletega ada mas kalo di mie ga ada pewarna pakaian. kan semua sudah lulus uji mas
Delete