Tapi apa yang saya temukan sulit sekali yang sesuai keingin saya. Mudah - mudahan di mode ofline bisa saya temukan,
Terus hal apa saja sih yang saya temukan di mode online?
Pemirsa bloger yang saya temukan di mode online adalah batu mulia yang manggambarkan harga dan mistik.
Ok maslah harga ya itulah batumulia heran sih kenapa batu mulia bisa mahal apa mungkin karena alasan ke dua mistik.
Sayang memang beribu sayang jika alasnnya gara - gara mistik. Memang banyak sekali beredar cerita batu ini bisa mebuat jaya, batu ini pembawa kuat, batu ini jika dipakai bisa mebawa keberuntungan dan kehebatan. Banyak sekali ceritatahayul.
Saya hanya mencermati dari hal kenapa orang mempercai batu berlebihan, bisa membawa keberuntungan dll. padahal batu itu sendiri dihasilkan oleh pengrajin bahkan pengrajin itu sendiri memebeli batu mentahnya dari penambang - penambang yang makan nasi seperti kita. Mengais rizki yang sama seperti kita. Makan nasi yang sama seperti kita. Lalu kenapa menganggap batu hasil olahannya ada kelebihan bisa ini dan itu?
Dari mana asalnya?
Mungkin ada cerita batu ini muncul dari alam gaib. Memang kenapa kalo dari alam gaib?
Sama saja batu. Ingat yang Maha Kuasa itu hanyalah Alloh.
Berikut uraian tentang menggunakan sesuatu sebagai tandingan Alloh, baik itu berupa batuan, atau bulu-buluan, kain-kainan, rambut-rambutan, kata orang dulu JIMAT. Karena hal tersebut adalah SYIRIK BESAR.
“Ibrahim berkata: “Maka mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikit pun dan tidak (pula) memberi mudarat kepada kamu?” [Al-Anbiya’: 66]
“Katakanlah: “Panggillah mereka yang kamu anggap sesembahan selain Allah, maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya dari padamu dan tidak pula memindahkannya.” [Al-Isra’: 56]
“Katakanlah: “Maka terangkanlah kepadaku tentang apa yang kamu seru selain Allah, jika Allah hendak mendatangkan kemudaratan kepadaku, apakah berhala-berhalamu itu dapat menghilangkan kemudaratan itu, atau jika Allah hendak memberi rahmat kepadaku, apakah mereka dapat menahan rahmat-Nya?. Katakanlah: “Cukuplah Allah bagiku”. Kepada-Nya lah bertawakal orang-orang yang berserah diri.” [Az-Zumar: 38]
Al-Imam Ibnu Katsir Asy-Syafi’i rahimahullah berkata,
“Semua makhluk yang disembah tersebut tidak sedikitpun memiliki kemampuan dalam menentukan perkara (manfaat maupun mudarat). Dan di sini, Ibnu Abi Hatim menyebutkan hadits Qois bin Al-Hajjaj, dari Hanasy As-Shon’ani, dari Ibnu Abbas radhiyallahu’anhuma, Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
“Jagalah (ketentuan-ketentuan) Allah niscaya Dia akan menjagamu, jagalah (batasan-batasan) Allah niscaya engkau akan mendapati-Nya selalu berada di depanmu (menolongmu). Kenali Allah dalam kelapangan niscaya Dia akan mengenalmu (menolongmu) dalam kesusahan. Jika kamu meminta maka mintalah kepada Allah, dan jika kamu memohon pertolongan maka mohonlah kepada Allah.
Dan ketahuilah, andaikata seluruh umat bersatu untuk menimpakan suatu bahaya kepadamu yang tidak Allah tentukan menimpamu maka mereka tidak akan mampu melakukannya. Dan andaikan mereka bersatu untuk memberikan suatu manfaat kepadamu yang tidak Allah ta’ala tentukan untukmu maka mereka tidak akan mampu melakukannya. Telah kering catatan-catatan (takdir) dan pena-pena telah diangkat.
Dan lakukanlah amalan hanya bagi Allah dengan kesyukuran dalam keyakinan. Dan ketahuilah, kesabaran atas sesuatu yang engkau benci adalah kebaikan yang banyak, dan pertolongan itu selalu bersama kesabaran, kelapangan bersama kesusahan, dan bersama kesulitan itu ada kemudahan.” [Tafsir Ibnu Katsir, 7/100]
“Sesungguhnya mantra-mantra, jimat-jimat dan pelet itu syirik.” [HR. Ahmad, no. 3615, Abu Daud no. 1776, 3883 dan Ibnu Majah, no. 3530. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Shahih lighairihi,” dan dishahihkan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Shahih Ibni Majah, no. 2854]“Wahai Ruwaifi’, bisa jadi engkau akan hidup lama sepeninggalku, maka kabarkanlah kepada manusia, bahwasannya siapa yang mengikat jenggotnya, atau menggunakan kalung (jimat) dari busur panah, atau beristinja dengan kotoran hewan atau tulang, maka Muhammad –shallallahu’alaihi wa sallam- berlepas diri darinya.” [HR. Abu Daud, no. 36, Shahih Abi Daud, no. 27]
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu (makhluk seperti jimat dan yang lainnya) maka dia akan dibiarkan bersandar kepada makhluk tersebut (tidak ditolong oleh Allah ta’ala).” [HR. Ahmad, no. 18781, 18786 dan At-Tirmidzi, no. 2072. Asy-Syaikh Syu’aib Al-Arnauth berkata, “Hasan ligairihi,” dan dihasankan Asy-Syaikh Al-Albani dalam Ghayatul Marom, no. 297]
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.” [Ath-Tholaq: 3].” [Fathul Majid, hal. 124]
Post a Comment for "Mencari Artikel Tenteng Batu Mulia"
Silahkan berkomentar