Ketika sepasang pengantin telah memasuki kamar, suami disunnahkan untuk meletakkan tangannya di ubun-ubun istri, sambil berdoa dalam hati dengan doa yang diajarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam ini
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَمِنْ شَرِّ مَا جَبَلْتَهَا عَلَيْهِ
“Ya Allah, aku memohon kepadaMu kebaikan yang ada pada dirinya (sitri saya ini) dan kebaikan yang kau tanamkan padanya. Dan aku berlindung kepadaMu dari keburukannya dan keburukan yang kau tanamkan padanya.” (HR. Abu Dawud; hasan)
Doa ini adalah doa yang sangat indah. Doa yang ringkas, namun penuh makna dan mencakup segalanya. Doa ini juga mencerminkan karakter Islam yang mulia. Bahwa dalam segala kondisi, Islam mengajarkan orientasi kebaikan. Agar hidup ini menjadi baik, dan semakin banyak kebaikan. Bukan sebaliknya, menjadi buruk dan banyak keburukan. Doa ini juga menjadi penguat bahwa dalam Islam, menikah bukanlah soal pemenuhan kebutuhan biologis semata, lebih dari itu, menikah adalah menyempurnakan separuh agama. Bahwa menikah adalah jalan menyempurnakan kebaikan.
Meskipun sebelumnya sudah ta’aruf, seorang suami tidaklah tahu seratus persen istrinya; termasuk karakter dan jiwanya. Maka doa ini mencakup segalanya; baik yang diketahui maupun yang tidak diketahui.
Sejak malam pertama, suami dianjurkan untuk berdoa agar ia mendapatkan kebaikan sang istri dan kebaikan yang telah ditanam Allah kepadanya. Sebaliknya, ia dianjurkan berlindung dari keburukan istri dan keburukan yang telah ditanam Allah kepadanya.
Kebaikan dan keburukan di sini tidaklah sama dengan definisi umumnya. Namun, yang maksud dengan kebaikan dan keburukan adalah kebaikan dan keburukan menurut Allah Azza wa Jalla.
اَلْخَيْرُ مَا أَرْضَاهُ اللهُ وَالشَّرُّ مَا أَسْخَطَهُ اللهُ
Kebaikan adalah apa saja yang diridhai oleh Allah, sedangkan keburukan adalah apa saja yang dimurkai (dibenci) oleh Allah.
Jika sang suami dan sang istri, masing-masing tidak mendapatkan apapun dari pasangannya kecuali kebaikan, pastilah rumah tangga itu sakinah mawaddah wa rahmah. Dan inilah yang diminta dalam doa ini. Kebaikan itu berarti istri bersyukur saat keluarga dilapangkan Allah dan dianugerahi nikmatNya. Kebaikan itu berarti istri bersabar atas keterbatasan dan kendala yang dihadapi keluarga.
Namun jika yang ada saling berbagi keburukan; sang suami suka marah dan sang istri gemar berbuat salah. Sang suami diam-diam tertarik wanita lain dan sang istri juga berimajinasi dengan laki-laki lain. Sang suami malas ke masjid dan sang istri menunda-nunda shalat; dan seterusnya. Tentu yang terjadi adalah kekacauan dan kehancuran keluarga. Dan inilah yang ingin dicegah dengan doa ini; sebuah perlindungan kepada Allah dari segala keburukan. Melalui doa ini, suami pada hakikatnya juga menjaga istrinya dari keburukan yang ada pada dirinya maupun yang tertanam pada dirinya.
Jika pasangan suami istri telah dihindarkan dari segala keburukan dan didekatkan kepada mereka kebaikan yang banyak, maka begitulah keluarga yang barokah, begitulah keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.
Post a Comment for "Doa Malam Pertama"
Silahkan berkomentar