Di kebun kake banyak pohon duku, pada saat tertentu kulitnya akan terlepas dari batangnya. Hal tersebut menjadi limbah dan biasanya supaya tidak menumpuk di bakar. Namun setelah di bakar terbentuklah asap dan apa yang terjadi ternyata nyamuk - nyamuk yang ada di kebun pada hilang.
Itulah sepenggal kisah seorang anak SMA yang bernama Okta Saputra yang menemukan Pembasmi Nyamuk Alami dari Kulit Batang Duku.
Info menarik lainnya Nyamuk Raksasa
Pada awalnya hanya dari membakar sisa kulit duku seperti yang di cerikannya yang ditulis oleh koran nasional. Dari kulit pohon duku yang terbuang begitu saja dari pohonnya kemudian berlanjut sampai pecobaan yang dibimbing husus oleh guru kimianya sehingga jadilah ektrak pembasmi nyamuk alami dari kulit pohon duku.
Okta ketika mengtehui kulit pohon duku bisa membasmi nyamuk berpikir. Asap ini hebat juga bisa membasmi nyamuk yang buanyak di kebun kake. Pemikiran yang cerdas timbul yaitu "waww ini asap bermanfaat nih untuk mengusir nyamuk". Namun disisi lain Okta juga berpikir jika harus di bakar seperti ini sungguh tidak efektip bisa mabok juga dengan orangnya. Ide kemudian muncul dalam benaknya jika bahannya tersebut mungkin bisa di buat seperti farpum. Pemikiran yang gemilang.
Ternyata keinginannya berlanjut, untuk menuangkan pemikirannya itu ternyata memerlukan waktu satu tahun, berkat bimbingan guru kimianya dan peralatan yang ada di sekolah serta berbagai referensi yang di gunakan akhirnya jadilah cairan pembasmi nyamuk dari kulit duku.
Ternyata setelah di teliti dalam kulit duku tersebut megandung flavonoid dan saponin yang ampuh untuk mengusir nyamuk. Maka terget kedua yang dibidik okta adalah zat flavonoid dan saponin.
Untuk itulah melalui berbagai sumber referinsi maka di ambilah langkah - langkah untuk mendapatkannya.
Hal yang pertama dilakukan oktap adalah mengambil kulit duku kemudian kulit tersebut dikeringkan, dan selanjutnya dipanggang dalan oven dengan suhu 100 derajat celcius selama 2 jam.
Selanjutnya kulit yang sudah dioven diblender sampai halus dalam keadaan kering.
Langkah selanjutnya adalah ekstraksi.
Hal yang dilakukan adalah mencampurkan bubuk kulit duku yang dibelnder sebelumnya dengan larutan metanol. Karena menurut informasi flavaniod dan safonin akan larut dalam metanol.
Setelah tercampur maka campuran disimpan dalam suhu kamar selama tiga sampai 5 hari dengan demikian flavaniod dan safonin akan larut dalam metanol.
Setelah itu langkah yang di lakukan adalah penyaringan. Tentu menyaring bubuk kulit pohon duku yang halus tadi dengan cairan yang sudah menganduk zat yang di inginkan.
Maka larutan tersebut adalah lauran pembasmi nyamuk dari pohon duku.
Prosesnya sangat sederhana sekali tapi idenya sangat luarbiasa sekali, berhasil memanfaatnkan sesuatu yang sepertinya tidak berguna menjadi tepat guna.
Maka yang dilakukannya adalah seberapa banyak exstrak yang diperlukan untuk membunuh nyamuk secara efektif.
Hasil percobaan dari beberapa percobaan yang dilakukan pada nyamuk yang sudah ditangkarkan oleh Okta ternyata menunjukan tingkat efektifitas 85 % pada percobaan 15 gram limbah kulit duku dicampur dengan 150 ml metanol dan menghasilkan 100 ml anti nyamuk. Dari percobaan didapatkan data dari 20 ekor nyamuk 17 ekor telah tewas. Luar biasa.
Dan ternyata penelitiannya masuk dalam 88 yang lolos untuk tahap selanjutnya.
Dalam Olimpiade tersebut dewan juri menilai Okta mampu memanfaatkan potensi yang ada didaerahnya menjadi hal yang bermanfaat.
Dari kebrhasilan okta tersebut sebah universitas negeri di sumatera selatan menawarkan kerja sama untuk penelitian lanjutan.
Luar Biasa. Indonesia memang mantaps.
Tidak hanya disitu ternyata okta dengan penemuannya itu bercita - cita besar jika penemuannya itu tidak hanya sebagai pembasmi nyamuk melainkan bisa juga sebagai parfum karena wanginya yang unik. Jadi akan memiliki duhal daat menggunaknnya. Pengharum dan pembasmi nyamuk.
Itulah sepenggal kisah seorang anak SMA yang bernama Okta Saputra yang menemukan Pembasmi Nyamuk Alami dari Kulit Batang Duku.
Info menarik lainnya Nyamuk Raksasa
Awal Mula Penemuan
Pada awalnya hanya dari membakar sisa kulit duku seperti yang di cerikannya yang ditulis oleh koran nasional. Dari kulit pohon duku yang terbuang begitu saja dari pohonnya kemudian berlanjut sampai pecobaan yang dibimbing husus oleh guru kimianya sehingga jadilah ektrak pembasmi nyamuk alami dari kulit pohon duku.
Pemikiran Cerdas
Okta ketika mengtehui kulit pohon duku bisa membasmi nyamuk berpikir. Asap ini hebat juga bisa membasmi nyamuk yang buanyak di kebun kake. Pemikiran yang cerdas timbul yaitu "waww ini asap bermanfaat nih untuk mengusir nyamuk". Namun disisi lain Okta juga berpikir jika harus di bakar seperti ini sungguh tidak efektip bisa mabok juga dengan orangnya. Ide kemudian muncul dalam benaknya jika bahannya tersebut mungkin bisa di buat seperti farpum. Pemikiran yang gemilang.
Iklan Lebih gemilang daripada Penemuan Pohon Yang Mencengangkan di Mars
Ternyata keinginannya berlanjut, untuk menuangkan pemikirannya itu ternyata memerlukan waktu satu tahun, berkat bimbingan guru kimianya dan peralatan yang ada di sekolah serta berbagai referensi yang di gunakan akhirnya jadilah cairan pembasmi nyamuk dari kulit duku.
Ternyata setelah di teliti dalam kulit duku tersebut megandung flavonoid dan saponin yang ampuh untuk mengusir nyamuk. Maka terget kedua yang dibidik okta adalah zat flavonoid dan saponin.
Untuk itulah melalui berbagai sumber referinsi maka di ambilah langkah - langkah untuk mendapatkannya.
Langkah Mendapatkan Zat inti
Hal yang pertama dilakukan oktap adalah mengambil kulit duku kemudian kulit tersebut dikeringkan, dan selanjutnya dipanggang dalan oven dengan suhu 100 derajat celcius selama 2 jam.
Selanjutnya kulit yang sudah dioven diblender sampai halus dalam keadaan kering.
Langkah selanjutnya adalah ekstraksi.
Hal yang dilakukan adalah mencampurkan bubuk kulit duku yang dibelnder sebelumnya dengan larutan metanol. Karena menurut informasi flavaniod dan safonin akan larut dalam metanol.
Setelah tercampur maka campuran disimpan dalam suhu kamar selama tiga sampai 5 hari dengan demikian flavaniod dan safonin akan larut dalam metanol.
Setelah itu langkah yang di lakukan adalah penyaringan. Tentu menyaring bubuk kulit pohon duku yang halus tadi dengan cairan yang sudah menganduk zat yang di inginkan.
Maka larutan tersebut adalah lauran pembasmi nyamuk dari pohon duku.
Prosesnya sangat sederhana sekali tapi idenya sangat luarbiasa sekali, berhasil memanfaatnkan sesuatu yang sepertinya tidak berguna menjadi tepat guna.
Percobaan Hasil Pada Nyamuk
Langkah Okta setelah berhasil melakukan ektrak, selanjutnya adalah melakukan percobaan tingkat efektifitasnya terhadap nyamuk.Maka yang dilakukannya adalah seberapa banyak exstrak yang diperlukan untuk membunuh nyamuk secara efektif.
Hasil percobaan dari beberapa percobaan yang dilakukan pada nyamuk yang sudah ditangkarkan oleh Okta ternyata menunjukan tingkat efektifitas 85 % pada percobaan 15 gram limbah kulit duku dicampur dengan 150 ml metanol dan menghasilkan 100 ml anti nyamuk. Dari percobaan didapatkan data dari 20 ekor nyamuk 17 ekor telah tewas. Luar biasa.
Ikut Olimpiade
Berbekal temuannya ini okta memutuskan ikut olimpiade penelitian siwa indonesia (OPSI) yang diadakan di surabaya oktober lalu. Judul yang di ambil oleh okta adalah "Pemanfaatan Limbah Kulit Batang duku sebagai Bio Mosquito Repelent yang Ramah lingkung".
Dan ternyata penelitiannya masuk dalam 88 yang lolos untuk tahap selanjutnya.
Dalam Olimpiade tersebut dewan juri menilai Okta mampu memanfaatkan potensi yang ada didaerahnya menjadi hal yang bermanfaat.
Dari kebrhasilan okta tersebut sebah universitas negeri di sumatera selatan menawarkan kerja sama untuk penelitian lanjutan.
Luar Biasa. Indonesia memang mantaps.
Tidak hanya disitu ternyata okta dengan penemuannya itu bercita - cita besar jika penemuannya itu tidak hanya sebagai pembasmi nyamuk melainkan bisa juga sebagai parfum karena wanginya yang unik. Jadi akan memiliki duhal daat menggunaknnya. Pengharum dan pembasmi nyamuk.
lama-lama, orang dengan inovasi seperti ini hilang entah kemana kalo di kita hehe
ReplyDeletehahaha ia juga ya. brarti kurang penyaluran kalo begitu ya
Deletewah putra indonesia kereen...bisa menemukan pembasmi nyamuk...sippp
ReplyDeleteia mas hebat sekali. inilah bukti orang indonesia pada hebat
DeleteBerawal dari ketidak sengajaan, Malah bisa jadi luar biasa dengan penelitiannya...kebanyakan pembasmi nyamuk bahaya bila terhirup manusia, semoga aja penemuan ini aman aman aja
ReplyDeletemudahan mas aman karena alami. cuman mungkin pelartunya aja harus dicari yang lebih hebat lagi
Deleteternyata banyak tanaman disekitarkita yang banyak memiliki manfaat dan bisa digunakan sebagai obat-obatan secara alami
ReplyDeleteia mas sebenernya banyak mas. bulan dari pohon dan kulitnya sampai rumput2tan. cuman kita sepertinya termanjakan dengan yang praktis aja mas
DeletePenemuan baru nih mas, mantap mas okta, lanjutkan dan di tunggu pembasmi nyamu dan farfum kulit duku nya di pasaran.
ReplyDeleteia mas itu harus bisa dikembangan. mudahan aja pemerintah mendukung penuh
Deletepenemuan ini sudah masuk media televisi belum ya mang?
ReplyDeletesaya belum lihat mas. cuman di media koran nasional sudah ada. saya baca di koran
Delete